July 15, 2011

kasus hipertermi

           Anak/ bayi M umur 25 hari berada di dalam mobil selama 30 menit dengan minimnya ventilasi, pada waktu siang hari pukul 13.00 WIB. Radiasi sinar matahari dan kurangnya ventilasi mengakibatkan suhu di dalam mobil meningkat. Mobil yang terbuat dari logam dan cat yang menyelubungi rangka mobil mengakibatkan penurunan pelepasan panas yang ada di dalam mobil. Hal ini memperburuk panas yang ada di dalam mobil. Panas yang ada di dalam mobil memapari permukaan kulit bayi yang luas dan sensitif melalui radiasi , konveksi, konduksi. Sehingga terjadi peningkatan suhu kulit. Rangsangan panas yang ditangkap reseptor riffini dikirim ke hipotalamus anterior sebagai pusat termoregulasi terhadap peningkatan suhu. Rangsangan dari hipotalamus dikirim ke saraf simpatis kolenergik yang berada dikulit untuk melepaskan asetilkolin. Asetilkolin akan merangsang kelenjar keringat untuk meningkatkan sekresi keringat.
Peningkatan suhu kulit dan terabsorbsi ke dalam darah dibawa diedarkan keseluruh tubuh sehingga suhu tubuh bayi meningkat. Hal ini memberikan efek yang tidak nyaman pada bayi akibatnya bayi menjadi iritable (rewel).
Hipotalamus juga merangsang hipofisis anterior untuk menghambatan sekresi dari ACTH (Adrenocorticotrophic Hormone) dan TSH (Tiroid Stimulating Hormone). Penghambatan ACTH mengakibatkan penurunan rangsangan kelenjar adrenal bagian medula untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin sehingga mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah perifer. Peningkatan sekresi keringat dan vasodilatasi mengakibatkan peningkatan evaporasi. Evaporasi berlebih ini menimbulkan dehidrasi dimana terjadi peningkatan osmolaritas plasma. Perpindahan cairan dari ruang intertisial menuju intravaskuler mengakibatkan penurunan elastisitas dan kulit kering. Vasodilatasi pada pembuluh darah di perifer juga meningkatkan perfusi darah menuju perifer sehingga timbul erythema dan sensasi hangat akibat akumulasi darah diperifer. Penghambatan TSH terhadap kelenjar tiroid  mengakibatkan penurunan sekresi tiroksin sehingga menurunkan metabolisme. Penurunan metabolisme ini berdampak pada menurunya pembentukan ATP.
Peningkatan Suhu tubuh dan kurangnya ventilasi mengakibatkan gangguan sirkulasi pernapasan sehingga menurunkan pertukaran O2 (Oksygen) dan CO2 (Carbon dioxyde) di dalam tubuh bayi. Penurunan O2 memicu terjadinya metabolisme anaerob yang menghasilkan sedikit ATP dan asam laktat. Penumpukan asam laktat ini mengakibatkan terjadinya asidosis metabolik. O2 yang sedikit juga mngurangi konsumsi O2 di otak. Penurunan ATP dan menurunnya O2 di otak mengakibatkan bayi menjadi letargi.
Peningkatan CO2, panas tubuh, asidosis metabolik dan asidosis respiratorik serta ROS yang berasal dari metabolisme sel juga berpengaruh pada enzim-enzim tubuh, dimana sekarang telah terjadi penurunan kerja enzim pada bayi ini. Semuanya diatas memberikan rangasangan di dalam GI Track untuk merangsang pusat muntah yang ada di brainstem tepatnya medula oblongata untuk diolah sehingga menimbulkan sensasi mual yang akan mengakibatkan muntah.
Dari reaksi-reaksi yang timbul pada anak M menunjukkan telah terjadinya Heat stroke. Hal ini dapat ditolong dengan resusitasi, pemberian O2, dikompres top water, dan pemberian cairan vena Dekstrose (1 : 4). Jika perolongan ini tidak diberikan atau pun terlambat dalam penanganannya dapat mengakibatkan kematian pada bayi.

1 comment: